Menggapai Haji Mabrur

  • By Garuda Indonesia Haji
  • 15/05/2023
Saudara-saudara kita, tamu Allah SWT yang sedang dan akan berangkat ke Baitullah, adalah hamba-hamba Allah pilihan. Kita tidak tahu, amalan apa yang mereka kerjakan sehingga mereka dipilih oleh Allah SWT untuk memenuhi panggilan-Nya. Yang jelas, atas undangan itu,  Allah SWT berkehendak baik terhadapnya.

Di sinilah sebenarnya momentum untuk memulai dan melakukan perubahan dalam diri setiap hamba Allah tersebut. Karena pada momen itu, setiap hamba yang datang ke sana, insyaAllah,  tentu berharap kebaikan. Bekal rohani telah dipersiapkan; mata hati telah dibersikan, ditajamkan panca indra untuk bersedia menerima setiap cahaya kebenaran; dan mengakui apapun segala bentuk kekhilafan yang dilakukannya.

Kalo boleh mengibaratkan, hati (qolbu) para tamu Allah SWT, saat itu laksana ladang subur yang siap ditanami. Bisa jadi pemilik ladang sendiri yang sibuk dan berusaha untuk menanami atau boleh jadi orang lain yang ikut andil menanami selama perjalanan beribadah haji. Yang terpenting adalah apa bentuk tanaman yang disemai itu. Jika “rerumputan” yang sibuk disemai, maka semak belukar-lah yang bakal dituai; jika biji mangga atau pohon jati yang ditanam, tentu serupa itulah kelak yang bakal bisa di bawa pulang ke tanah air.  Sehingga “oleh-oleh”  dari jama’ah haji bagi sanak kerabat di kampung akan beragam bentuknya. Ada yang selayaknya seperti orang yang baru saja pulang melancong dari luar negeri: hanya bercerita kemewahan dan kemegahan hotel, gedung-gedung pencakar langit di masjidil haram, beraneka barang yang dijual murah dsb; tanpa ada perubahan dari karakternya sebelum berhaji, bahkan seakan semakin silau duniawi. Namun tidak sedikit pula, yang membawa “oleh-oleh” perubahan akhlaq dan karakter yang bisa menjadi iqon kebaikan dan kemaslahatan umat, sebagai wujud seorang haji yang mambur.

“Oleh-oleh” apa yang akan dibawa pulang itu, semuanya, bergantung pada semangat dan jenis tanaman (amalan) apa yang dicocok selama perjalanan haji 40 hari. Berikut adalah beberapa tips, untuk mengisi waktu sejak awal hingga akhir perjalanan  dengan bertabur ibadah guna menggapai haji yang mambrur :

  • 1. Luruskan niat berhaji karena Allah SWT.
  • 2. Berbekal dari rizki yang halal; baik cara mendapatkannya maupun jenisnya.
  • 3. Penuhi pelaksanaan ibadah haji : rukun haji, wajib haji dan sunnah-2nya sesuai contoh Rasulullah dan para sahabat. Tinggalkan larangan-larangan yang dapat membatalkan ibadah haji.
  • 4. Penuhi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat selama perjalanan haji (40 hari) dengan kebaikan :

    a. Senantiasa berusaha menjaga dan menautkan hati hanya kepada Allah SWT: apapun yang terjadi, kembalikanlah  kepada kekuasaan Allah SWT. Buang jauh-jauh sifat keakuan. Makhluk tidak memiliki kekuatan apa-2, Allah-lah yang memiliki-Nya; siapapun tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudhorot kecuali dengan izin Allah SWT.

  • Allah SWT berfirman :
    “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya (dari segala kesulitan) dan Dia akan memberinya rejeki dari arah yang tidak ia duga” (Q.s. At Thalaq (65): 2-3)

    Di samping itu, dalam keseharian, mencontohlah adab kebiasaan dalam kehidupan Nabi SAW sejak bangun tidur hingga tidur kembali (bagaimana saat bangun tidur, ke kamar kecil, makan, mandi, ke masjid, dsb hingga tidur kembali, termasuk adab pergaulan dengan bukan muhrim,  agar senantiasa mengikuti sunnah Nabi SAW).

    Allah SWT berfirman :
    “Katakanlah (wahai Muhammad), kalo kamu mencitai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencitai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.s. Ali Imron (3) : 31)
    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang megharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.s. Al Ahzab (33) : 21)

    b. Sekuat tenaga menjaga sholat 5 (lima) waktu dengan berjama’ah di masjid tepat waktu.

    Dari Ubadah bin Shamit r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Lima kali sholat telah difardhukan oleh Allah ‘Azza Wajalla. Barang siapa yang menyempurnakan wudhunya, mengerjakan sholatnya tepat pada waktunya, menyempurnakan ruku’nya dan kekhusyukannya, maka untuknya Allah berjanji akan mengampuninya. Namun barang siapa tidak mengerjakan (sholatnya seperti demikian), maka tidak ada janji Allah baginya, jika Allah menghendaki, Dia mengapuninya, dan jika Allah menghendaki, Dia mengadzabnya” (Hr Abu Daud).
    Nabi SAW senantiasa menjaga shalat fardhu berjama’ah di masjid hingga beliau SAW wafat.

    c. Perbanyaklah ibadah-ibadah sunnah;  sholat tahajjud, witir, dhuha, sholat jenazah, sunnah rowatib; tetap menjaga puasa senin kamis atau 3 hari tiap bulan dan puasa sunnah lainnya.

    Allah SWT berfirman :
    “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah SWT)” (Q.s. Adz Dzariyat (51) : 15-18)  

    d. Perbanyaklah tilawatul qur’an, dzikir pagi dan petang serta berupaya menambah ‘ilmu  melalui program kultum setiap hari dengan jama’ah yang lain.

    Dari Abu Dzar r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kamu membaca Al Quran dan mengingat Allah ‘Azza Wajalla, karena sesungguhnya hal itu dzikir bagimu di langit dan cahaya bagimu di bumi” (Hr Baihaqi; bagian dari hadist yang panjang).
    Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki suatu kebaikan kepada hamba-Nya,maka Dia memberinya kefahaman dalam agama dan mengilhamkan padanya petunjuk (pada kebenaran)”. (Hr Al Bazzar dan Thabrani).

    e. Saling tolong dan membantu dengan teman-2 satu rombongan atau jama’ah haji lainnya. Berkasih sayanglah dengan mereka. Adalah suatu kemuliaan, kita dari berbagai suku, dipertemukan Allah SWT di tempat yang mulia dan sedang melaksanakan ibadah yang agung.

    Dari Salim, dari ayahnya r.huma meriwayatkan bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan hajat (keperluan) saudaranya, maka Allah SWT akan menunaikan hajatnya (Hr Abu Daud; bagian dari hadist yang panjang)

    f. Senantiasa saling mengingatkan dan mengajak kebaikan

    Allah SWT berfirman :
    “Demi waktu, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman, dan beramal sholeh dan senantiasa berwasiat dalam kebaikan dan kesabaran” (Qs: Al ‘Ashar: 1-5)

    Dari Anas r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda “Orang yang menunjukkan kepada kebaikan, mendapat pahala seperti pahala orang yang melakukan amal kebaikan itu, dan Allah SWT menyukai (orang yang menolong) seseorang yang sedang ditimpa kesusahan (Hr Bazzar dari riwayat Ziyad bin Abdillah an Namiri).

    5. Berdoa kepada Allah SWT agar menjadi haji yang mabrur.

    Apabila kebiasaan-kebiasaan yang baik diatas dikerjakan selama perjalan ibadah haji, insyaAllah kita akan mengisi hari-hari itu dengan penuh amal shalih, dan insyaAllah haji mambur yang Allah SWT janjikan akan dapat kita gapai. Amien